Perbedaan Kutipan Langsung & Tidak Langsung

Menulis skripsi tanpa mengutip itu mustahil. Kutipan jadi bukti bahwa argumenmu berdasar, bukan sekadar opini pribadi. Tapi, masih banyak mahasiswa yang bingung soal dua jenis kutipan yang wajib dipahami, kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Apa bedanya? Kapan harus pakai yang mana? Dan bagaimana menuliskannya dengan benar sesuai kaidah ilmiah?

Yuk, kita bahas satu per satu secara santai tapi tuntas!

Apa Itu Kutipan?

Kutipan adalah pengambilan pendapat, ide, atau pernyataan dari sumber lain yang kamu cantumkan dalam tulisan ilmiahmu. Tujuannya adalah:

  • Mendukung argumen atau pernyataanmu
  • Menunjukkan bahwa kamu sudah membaca dan memahami literatur terkait
  • Menghindari plagiarisme

1. Kutipan Langsung

Pengertian:

Kutipan langsung adalah menyalin persis kalimat atau pernyataan dari sumber asli tanpa mengubah isi atau struktur kalimatnya.

Ciri-ciri:

  • Menggunakan tanda kutip (“…”)
  • Mencantumkan nama penulis, tahun, dan halaman
  • Idealnya tidak lebih dari 3 baris

Contoh:

“Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini karena membentuk dasar kepribadian seseorang” (Suryani, 2020, hlm. 45).

Kapan digunakan?

  • Saat kutipan tersebut memiliki makna yang kuat dan tidak bisa diparafrasekan tanpa kehilangan maknanya
  • Ketika kamu ingin mengutip definisi resmi atau istilah penting dari ahli

2. Kutipan Tidak Langsung (Parafrase)

Pengertian:

Kutipan tidak langsung adalah menulis ulang gagasan orang lain dengan menggunakan bahasamu sendiri, tanpa mengubah maknanya.

Ciri-ciri:

  • Tidak memakai tanda kutip
  • Lebih fleksibel dan menyatu dalam narasi
  • Tetap mencantumkan sumber (tanpa halaman pun tidak masalah, tapi lebih baik jika ada)

Contoh:

Menurut Suryani (2020), pembentukan karakter idealnya dimulai sejak anak masih usia dini karena akan membentuk pondasi kepribadian mereka.

Kapan digunakan?

  • Saat ingin menyederhanakan atau menyesuaikan ide penulis lain dengan struktur kalimatmu
  • Untuk menyambungkan lebih dari satu ide dari beberapa sumber dalam satu paragraf

Penting: Jangan Hanya Ganti Kata!

Parafrase bukan berarti sekadar mengganti kata dengan sinonim. Kamu harus benar-benar memahami isi kutipan, lalu menyusunnya ulang dengan bahasamu.

Plagiarisme tetap bisa terjadi meskipun kamu tidak copy-paste, jika strukturnya masih terlalu mirip dengan sumber aslinya.

Perbandingan Cepat

Jenis KutipanFormat PenulisanPanjang IdealKapan Digunakan
Kutipan Langsung“Kalimat asli dari sumber” (Nama, Tahun, hlm. xx).≤ 3 barisSaat definisi penting atau pernyataan kuat diperlukan
Kutipan Tidak LangsungPenulisan ulang dengan bahasa sendiri (Nama, Tahun).BebasSaat menjelaskan ide sumber dengan gaya bahasa sendiri

Tips Praktis Mengutip

  1. Gunakan aplikasi referensi seperti Mendeley atau Zotero agar penulisan kutipan dan daftar pustaka lebih mudah dan konsisten.
  2. Cek gaya kutipan yang digunakan di kampusmu: APA, MLA, Chicago, Turabian, dll.
  3. Jangan berlebihan mengutip langsung. Lebih banyak parafrase = lebih menunjukkan pemahamanmu.
  4. Cek ulang semua sumber yang kamu kutip sudah masuk ke daftar pustaka.
  5. Simpan sumber aslinya, karena bisa diminta pembimbing atau penguji.

Penutup

Baik kutipan langsung maupun tidak langsung, keduanya sama penting dalam penulisan skripsi. Yang membedakan hanya cara penyajian dan fungsinya dalam tulisanmu.

Yang paling penting selalu cantumkan sumbernya dan jangan pernah anggap remeh soal kutipan. Karena skripsi yang bagus bukan hanya isi dan ide, tapi juga bagaimana kamu menyusun dan mendukungnya secara ilmiah.

Baca juga:

FAQ: Kutipan Langsung & Tidak Langsung

1. Apa perbedaan utama antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung?

Jawab:
Kutipan langsung adalah menyalin kata demi kata dari sumber asli dan ditulis dengan tanda kutip. Kutipan tidak langsung adalah menyampaikan kembali isi sumber dengan gaya bahasa sendiri tanpa mengubah makna.

2. Kapan saya sebaiknya menggunakan kutipan langsung?

Jawab:
Gunakan kutipan langsung saat kamu ingin menampilkan definisi penting, pernyataan khas dari tokoh terkenal, atau kalimat yang maknanya tidak boleh diubah.

3. Apakah kutipan langsung boleh panjang?

Jawab:
Tidak disarankan. Idealnya kutipan langsung tidak lebih dari 3 baris. Jika lebih panjang, kamu harus menuliskannya dalam format blok kutipan (block quotation) sesuai gaya sitasi yang digunakan.

4. Apa kelebihan kutipan tidak langsung dibanding kutipan langsung?

Jawab:
Kutipan tidak langsung menunjukkan pemahamanmu terhadap sumber, membuat tulisan lebih mengalir, dan menghindari terlalu banyak “copy-paste”.

5. Apa risiko jika terlalu banyak menggunakan kutipan langsung dalam skripsi?

Jawab:
Terlalu banyak kutipan langsung bisa membuat tulisan jadi pasif dan kurang menunjukkan pemikiran pribadi. Bahkan bisa mengurangi nilai orisinalitas skripsi kamu.

6. Bagaimana cara menulis kutipan langsung yang benar?

Jawab:
Tulis kalimat asli dari sumber dengan tanda kutip (“…”), lalu sertakan nama penulis, tahun, dan nomor halaman. Contoh:

“Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga” (Aulia, 2022, hlm. 14).

7. Bagaimana cara menulis kutipan tidak langsung yang benar?

Jawab:
Tulis ulang gagasan dengan gaya bahasamu sendiri, lalu sebutkan nama penulis dan tahunnya. Contoh:

Aulia (2022) menyatakan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.

8. Apakah saya tetap harus mencantumkan sumber dalam kutipan tidak langsung?

Jawab:
Ya. Meskipun kamu sudah memparafrase, tetap wajib mencantumkan nama penulis dan tahun untuk menghindari plagiarisme.

9. Apakah kutipan tidak langsung lebih disukai pembimbing?

Jawab:
Biasanya iya. Karena kutipan tidak langsung memperlihatkan bahwa kamu paham dan bisa mengolah informasi, bukan hanya menyalin.

10. Apakah kutipan langsung dan tidak langsung harus dimasukkan ke daftar pustaka?

Jawab:
Ya. Semua sumber yang kamu kutip (langsung maupun tidak langsung) harus tercantum di daftar pustaka.

Tinggalkan komentar