Ketika kamu sudah selesai mengumpulkan data penelitian, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Nah, di sinilah banyak mahasiswa sering kebingungan bagaimana cara mengolah data yang sudah dikumpulkan agar bisa menjawab rumusan masalah penelitian?
Sebenarnya, analisis data bisa dilakukan dengan mudah jika kamu paham jenis penelitiannya, karena langkahnya akan berbeda antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Yuk, kita bahas satu per satu dengan cara yang sederhana.
Apa Itu Analisis Data?
Analisis data adalah proses mengubah data mentah menjadi informasi yang punya makna. Kalau diibaratkan, data itu seperti bahan mentah di dapur. Supaya bisa dinikmati, kamu harus mengolahnya dulu. Nah, proses mengolah data inilah yang disebut analisis.
Tujuan utamanya adalah untuk:
- Menemukan pola atau hubungan dari data,
 - Menjawab pertanyaan penelitian, dan
 - Menarik kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
 
Perbedaan Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif
Sebelum masuk ke langkah-langkahnya, penting untuk tahu dulu perbedaannya.
| Aspek | Kualitatif | Kuantitatif | 
| Jenis data | Kata-kata, cerita, wawancara | Angka dan skor | 
| Tujuan | Mencari makna dan pemahaman | Menguji hipotesis atau hubungan antar variabel | 
| Pendekatan | Induktif (dari data ke teori) | Deduktif (dari teori ke data) | 
| Alat bantu | Catatan lapangan, coding, interpretasi | SPSS, Excel, uji statistik | 
| Hasil | Deskripsi mendalam | Angka, grafik, nilai signifikansi | 
A. Langkah-Langkah Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif
Kalau kamu melakukan penelitian kualitatif, seperti wawancara, observasi, atau studi kasus, maka proses analisisnya dilakukan dengan cara memahami makna dari data yang kamu kumpulkan.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Mengumpulkan Semua Data
Langkah pertama tentu saja mengumpulkan semua hasil wawancara, catatan observasi, dan dokumen pendukung.
Pastikan semuanya sudah rapi dan lengkap, misalnya hasil wawancara sudah ditranskrip.
2. Mereduksi Data
“Reduksi data” artinya kamu mulai menyaring data yang relevan. Dari sekian banyak informasi, ambil bagian yang benar-benar berkaitan dengan topik penelitianmu.
Contoh: Kalau kamu meneliti tentang motivasi belajar mahasiswa, maka data tentang kehidupan pribadi responden yang tidak relevan bisa kamu singkirkan.
3. Menyajikan Data
Setelah disaring, tampilkan data itu agar mudah dibaca dan dipahami. Kamu bisa menyusunnya dalam bentuk tabel sederhana, kutipan wawancara, atau ringkasan tema.
Contoh penyajian:
| Tema | Kutipan Responden | 
| Motivasi belajar | “Saya lebih semangat kalau dosennya interaktif.” | 
| Kendala belajar | “Kadang sinyal jelek bikin saya tidak fokus.” | 
4. Menarik Kesimpulan
Langkah berikutnya adalah menemukan makna dari data yang sudah kamu susun.
Kamu perlu mencari pola misalnya, mengapa motivasi belajar meningkat? Faktor apa yang paling berpengaruh?
Contoh kesimpulan:
Mahasiswa lebih termotivasi belajar daring ketika dosen menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan fleksibel.
5. Mengecek Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, kamu perlu memastikan bahwa hasilnya bisa dipercaya.
Caranya bisa dengan:
- Triangulasi, yaitu membandingkan data dari berbagai sumber,
 - Member check, meminta responden memverifikasi hasil wawancara, atau
 - Diskusi dengan rekan peneliti.
 
B. Langkah-Langkah Analisis Data dalam Penelitian Kuantitatif
Berbeda dengan kualitatif, penelitian kuantitatif berfokus pada angka dan data statistik.
Tujuannya biasanya untuk menguji hipotesis atau melihat apakah ada hubungan antar variabel.
Berikut langkah-langkah sederhananya:
1. Memeriksa dan Menyiapkan Data
Setelah kuesioner atau angket dikumpulkan, pastikan datanya lengkap dan tidak ada yang kosong.
Kemudian beri kode (coding) untuk setiap jawaban agar mudah diinput ke program seperti SPSS atau Excel.
2. Mengelompokkan Data
Data kemudian dikelompokkan berdasarkan variabel, misalnya jenis kelamin, usia, tingkat motivasi, atau hasil belajar.
3. Menghitung Statistik Deskriptif
Tahap ini digunakan untuk melihat gambaran umum data. Kamu bisa menghitung rata-rata, persentase, atau nilai tengah.
Contoh:
Rata-rata motivasi belajar mahasiswa STAI Kuningan adalah 4,2 (kategori tinggi).
4. Melakukan Uji Asumsi
Sebelum uji statistik, kamu perlu memastikan data “sehat”.
Caranya dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan sebagainya.
Kalau data tidak normal, maka kamu harus memakai uji non-parametrik.
5. Uji Statistik atau Uji Hipotesis
Nah, ini bagian inti dari penelitian kuantitatif.
Kamu bisa memilih jenis uji sesuai kebutuhan:
| Membedakan dua kelompok | Uji t | Membandingkan hasil belajar laki-laki dan perempuan | 
| Mencari hubungan | Korelasi | Hubungan antara motivasi dan hasil belajar | 
| Mencari pengaruh | Regresi | Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi | 
Contoh hasil:
Nilai sig. 0,012 < 0,05, berarti ada pengaruh signifikan antara penggunaan media sosial dan motivasi belajar mahasiswa.
6. Menafsirkan dan Menyimpulkan Hasil
Terakhir, kamu tinggal menafsirkan hasil uji statistik itu. Apakah hipotesismu diterima? Apa maknanya bagi teori atau praktik pendidikan?
Contoh kesimpulan:
Penggunaan media sosial untuk tujuan akademik ternyata bisa meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
C. Perbandingan Singkat
| Tahapan | Kualitatif | Kuantitatif | 
| Fokus | Makna dan pemahaman | Angka dan pengaruh | 
| Bentuk data | Kalimat, narasi | Angka, nilai | 
| Alat bantu | Wawancara, coding | SPSS, Excel | 
| Analisis | Interpretasi | Uji statistik | 
| Hasil | Tema dan kesimpulan | Nilai signifikan dan korelasi | 
Kesimpulan
Menganalisis data sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan.
Kuncinya adalah memahami jenis penelitian yang kamu lakukan.
- Kalau kualitatif, fokuslah pada cerita dan makna dari data yang kamu temukan.
 - Kalau kuantitatif, fokuslah pada angka dan hubungan antar variabel.
 
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu bisa menghasilkan analisis data yang kuat, logis, dan mudah dipahami oleh pembaca maupun dosen pembimbingmu.
