Buat mahasiswa, dosen itu bukan cuma pengajar di kelas, tapi juga bisa jadi mentor, pembimbing, bahkan sahabat diskusi. Nah, menjalin hubungan baik dengan dosen sangat penting, tapi jangan sampai salah kaprah ya. Ada batasan yang harus dijaga supaya tetap profesional. Yuk simak beberapa etika berteman dengan dosen biar tetap nyaman dan saling menghargai.
Etika Berteman dengan Dosen
Berikut beberapa etika berteman dengan dosen yang harus kamu ketahui:
1. Hargai Waktu dan Privasi
Ingat, dosen juga manusia biasa yang punya kesibukan, keluarga, dan waktu istirahat. Jadi, jangan asal chat atau telepon di luar jam wajar kecuali urusan sangat mendesak.
2. Sopan Santun Nomor Satu
Berteman bukan berarti bebas ngomong seenaknya. Tetap gunakan bahasa yang sopan, baik saat ngobrol langsung, lewat chat, maupun email.
3. Jangan Manfaatkan Kedekatan
Kalau sudah dekat, jangan sampai minta perlakuan istimewa, misalnya nilai lebih, dispensasi, atau hal-hal yang nggak etis. Kedekatan harus untuk hal positif, bukan keuntungan sepihak.
4. Aktif Berdiskusi
Dosen biasanya senang kalau mahasiswanya aktif berdiskusi. Tapi pastikan diskusi yang dibangun relevan dengan bidangnya atau sesuatu yang bermanfaat, bukan sekadar basa-basi kosong.
5. Pahami Peran: Tetap Ada Batas
Walaupun akrab, ingat kalau dosen tetap figur otoritas di kampus. Jadi harus tahu kapan bisa santai sebagai teman diskusi, dan kapan harus serius sebagai mahasiswa.
6. Berikan Apresiasi
Sesekali nggak ada salahnya memberi ucapan terima kasih, apresiasi, atau bahkan sekadar “selamat” saat dosen meraih prestasi. Hal kecil ini bisa mempererat hubungan dengan cara positif.
7. Jaga Etika di Media Sosial
Kalau follow dosen di Instagram, LinkedIn, atau platform lain, tetap jaga sikap. Jangan komentar atau DM dengan hal-hal yang terlalu personal atau tidak pantas.
Baca juga: Cara Menulis Email Formal ke Dosen: Etika, Struktur, dan Contoh
Kesimpulan
Berteman dengan dosen itu sah-sah aja, malah bagus untuk membangun jaringan akademik dan karier ke depan. Asalkan dilakukan dengan etika, rasa hormat, dan profesionalitas, hubungan tersebut bisa jadi bekal berharga untuk masa depan.
