Dalam penelitian kualitatif seperti skripsi, tesis, atau laporan penelitian, mahasiswa sering mengandalkan data primer, terutama dari wawancara dan observasi. Kedua metode ini penting untuk menggali informasi langsung dari lapangan atau narasumber yang relevan.
Namun, masih banyak yang bingung, bagaimana menuliskan kutipan dari wawancara secara ilmiah? Bagaimana mencatat hasil observasi dalam laporan skripsi? Apakah data seperti ini dicantumkan dalam daftar pustaka?
Tenang, artikel ini akan membahas semuanya dengan struktur sistematis, contoh praktis, dan gaya penulisan akademik.
Apa Itu Wawancara dan Observasi?
Wawancara
Adalah proses pengumpulan data secara langsung melalui tanya jawab antara peneliti dan narasumber (informan), baik secara formal maupun informal.
Observasi
Adalah metode pengamatan langsung terhadap suatu objek, aktivitas, atau perilaku dalam lingkungan nyata, biasanya dilakukan tanpa intervensi.
Cara Menulis Kutipan dari Wawancara
Wawancara bisa dikutip secara langsung maupun tidak langsung, tergantung kebutuhan penulisanmu.
1. Kutipan Langsung (Verbatim)
Menyalin secara utuh pernyataan narasumber sesuai kalimat aslinya. Wajib menyertakan:
- Tanda kutip (“…”)
 - Nama/kode narasumber
 - Identitas jabatan (jika relevan)
 - Tanggal wawancara
 
Contoh:
“Kami memulai kegiatan literasi sejak 2019 dan terus berkembang sampai hari ini,” ujar Ibu N (Kepala Sekolah SDIT Al-Hikmah), wawancara, 15 April 2025.
Jika narasumber anonim:
“Saya pribadi merasa metode hafalan itu kurang efektif untuk anak usia dini,” ungkap Narasumber A (guru PAUD), wawancara, 20 Mei 2025.
2. Kutipan Tidak Langsung (Parafrase)
Menulis ulang pernyataan narasumber dengan kalimat sendiri, namun tetap menyebutkan sumbernya.
Contoh:
Menurut Ibu N (wawancara, 15 April 2025), kegiatan literasi yang diterapkan di sekolahnya sudah dimulai sejak 2019 dan masih terus berlangsung hingga sekarang.
Gaya kutipan APA Style:
- Dalam teks: (Narasumber, wawancara, tanggal)
 - Tidak dicantumkan di daftar pustaka
 
Tips Menulis Kutipan Wawancara
- Gunakan kode narasumber jika perlu menjaga kerahasiaan (misal: Informan A, Informan B)
 - Simpan dokumentasi atau transkrip wawancara sebagai bukti dan bisa dilampirkan di bagian Lampiran
 - Cantumkan waktu dan tempat wawancara dalam metodologi
 - Jika menggunakan wawancara via online, tuliskan juga platform-nya (Zoom, WhatsApp, dll.)
 
Cara Menulis Kutipan dari Hasil Observasi
Observasi sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK), studi lapangan, atau analisis perilaku.
1. Format Penulisan
Observasi tidak dikutip seperti wawancara, tapi dilaporkan secara deskriptif berdasarkan:
- Waktu pengamatan
 - Tempat observasi
 - Objek yang diamati
 - Temuan penting
 
2. Contoh Penulisan
Contoh 1 (Deskriptif):
Berdasarkan observasi pada kegiatan belajar siswa kelas I SDN 1 Kuningan tanggal 10 April 2025, diketahui bahwa sebagian besar siswa lebih fokus ketika pembelajaran menggunakan media bergambar.
Contoh 2 (Kombinasi dengan teori):
Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa setelah guru menerapkan metode role play. Hal ini sejalan dengan teori Vygotsky yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran anak usia dini.
Tips Menulis Hasil Observasi
- Gunakan catatan lapangan (field notes) dan segera tulis setelah observasi dilakukan
 - Fokus pada perilaku, proses, dan peristiwa yang terlihat
 - Hindari opini pribadi atau interpretasi berlebihan
 - Bisa dibuat dalam bentuk naratif, matriks, atau tabel observasi
 
Apakah Perlu Dicantumkan di Daftar Pustaka?
Tidak. Wawancara dan observasi bersifat sumber tidak terpublikasi (unpublished source), jadi tidak dicantumkan dalam daftar pustaka.
Namun, kamu bisa melampirkan:
- Transkrip wawancara
 - Laporan observasi
di bagian Lampiran atau Lampiran Data Primer. 
Contoh Kombinasi dalam Teks Penelitian:
Berdasarkan wawancara dengan Bapak T (guru PJOK), siswa cenderung lebih aktif saat diberi kesempatan bermain peran dalam pembelajaran (wawancara, 5 Mei 2025). Hasil observasi pada hari yang sama juga memperlihatkan bahwa sebagian besar siswa lebih antusias ketika diminta mempraktikkan materi melalui kegiatan simulasi.
Format Lampiran Sederhana
Contoh Format Transkrip Wawancara (di Lampiran):
Nama Narasumber : Ustaz A
Jabatan : Ketua DKM Masjid Al-Huda
Tanggal Wawancara : 4 Mei 2025
Media : Tatap muka
Transkrip:
Peneliti : Sejak kapan kegiatan pengajian rutin dimulai?
Narasumber: “Kegiatan pengajian rutin sudah dimulai sejak tahun 2018, dan awalnya hanya 10 orang yang ikut…”
Contoh Tabel Observasi Sederhana:
| Tanggal | Lokasi | Aktivitas Diamati | Temuan Singkat | 
| 10 Mei 2025 | SDN 2 Kuningan | Pembelajaran IPA Kelas 4 | Siswa lebih fokus saat praktik langsung | 
Kesimpulan
Menulis kutipan dari wawancara dan hasil observasi bukan hanya soal teknis, tapi juga tanggung jawab akademik. Dengan cara penulisan yang tepat, jelas, dan terstruktur, kamu bisa menunjukkan bahwa data yang kamu sajikan benar-benar sah dan relevan dengan penelitianmu.
FAQ: Kutipan dari Wawancara & Observasi
1. Apakah hasil wawancara harus dicantumkan di daftar pustaka?
Tidak. Wawancara bersifat sumber tidak terpublikasi, jadi cukup disebut dalam teks dan dilampirkan di bagian lampiran jika diperlukan.
2. Bagaimana jika narasumber meminta identitasnya dirahasiakan?
Gunakan kode atau inisial, misalnya “Narasumber A (guru BK), wawancara, 5 Mei 2025.”
3. Apakah observasi perlu ditulis seperti kutipan biasa?
Tidak perlu. Observasi ditulis dalam bentuk deskriptif naratif, bukan kutipan langsung, tapi tetap menyebutkan waktu dan tempat observasi.
4. Apakah wawancara online bisa digunakan sebagai data?
Bisa. Asalkan kamu mencatat waktu, media yang digunakan (Zoom, WhatsApp, dll), dan menyimpan bukti dokumentasinya.
5. Bolehkah menggabungkan kutipan wawancara dan observasi dalam satu paragraf?
Boleh. Asal jelas membedakan antara data hasil wawancara dan observasi, serta menyebutkan sumber masing-masing secara akurat.
