Cara Menghindari Plagiarisme

Plagiarisme bisa jadi mimpi buruk bagi mahasiswa. Bukan hanya merusak reputasi akademik, tapi juga bisa bikin skripsi ditolak, nilai diturunkan, bahkan terkena sanksi berat dari kampus. Lantas, bagaimana cara menghindari plagiarisme?

Tenang, plagiarisme bisa dicegah asal kamu tahu caranya.

Artikel ini akan membahas tuntas tentang apa itu plagiarisme, jenis-jenisnya, dan cara praktis menghindarinya, agar karyamu benar-benar orisinal dan sah secara ilmiah.

Apa Itu Plagiarisme?

Plagiarisme adalah tindakan mengambil atau menjiplak karya, ide, atau tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumber aslinya, lalu mengklaimnya sebagai karya sendiri.

Plagiarisme bukan hanya copy-paste kalimat, tapi juga termasuk:

  • Menyadur tanpa menyebut sumber
  • Mengubah kata tapi isi tetap sama tanpa referensi
  • Menyusun ulang ide dari orang lain tanpa kredit
  • Mengutip tanpa mencantumkan daftar pustaka
  • Menggunakan tugas orang lain (teman, internet, AI) lalu mengklaim itu hasil sendiri

Jenis-Jenis Plagiarisme yang Perlu Diwaspadai

Jenis PlagiarismePenjelasan Singkat
TotalMenyalin seluruh tulisan tanpa perubahan sama sekali
Parafrase tanpa sumberMenulis ulang dengan kata sendiri tapi tidak mencantumkan sumber
Auto-plagiarismMenggunakan karya lama sendiri tanpa izin atau penjelasan
PatchwritingGabungan dari beberapa sumber tanpa referensi jelas
Copy-Paste sebagianMengambil beberapa paragraf atau kalimat lalu dijadikan satu

Cara Menghindari Plagiarisme

1. Selalu Cantumkan Sumber

Apapun yang kamu kutip, baik langsung atau tidak langsung, harus disertai dengan referensi dan daftar pustaka.

Contoh kutipan langsung (APA Style):

“Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini” (Siregar, 2022, hlm. 45).

2. Gunakan Parafrase dengan Benar

Parafrase bukan sekadar mengganti sinonim. Kamu harus memahami isi sumber lalu menuliskannya dengan gaya bahasa sendiri, tetap mencantumkan sumbernya.

Contoh parafrase:

Menurut Siregar (2022), karakter seseorang sebaiknya dibentuk sejak usia anak-anak.

3. Gunakan Alat Deteksi Plagiarisme

Sebelum dikumpulkan, periksa naskahmu dengan alat seperti:

  • Turnitin (umum di kampus)
  • Grammarly Plagiarism Checker
  • Quetext
  • Plagscan

4. Kelola Referensi dengan Aplikasi

Gunakan aplikasi referensi seperti:

  • Mendeley
  • Zotero
  • EndNote
    Aplikasi ini akan membantu kamu mengelola kutipan dan daftar pustaka secara otomatis dan konsisten.

5. Buat Daftar Pustaka yang Lengkap

Pastikan semua sumber yang kamu kutip tercantum dalam daftar pustaka sesuai gaya kutipan yang digunakan (APA, Chicago, dll).

6. Jangan “Copy-Paste” dari Internet

Mengutip dari internet boleh, tapi kamu harus menyebutkan sumber dan menulis ulang dengan bahasamu sendiri jika tidak kutip langsung.

Hindari Praktik-Praktik Ini

  • Menyuruh orang lain menulis skripsimu
  • Menggunakan skripsi kakak tingkat tanpa izin
  • Menyalin dari artikel online tanpa kutipan
  • Mencampur sumber dan menyembunyikannya

Semua itu tetap plagiarisme meskipun kamu “mengedit sedikit”.

Plagiarisme Akademik Bisa Kena Sanksi

Beberapa kampus memberlakukan sanksi seperti:

  • Skripsi tidak diterima
  • Revisi besar-besaran
  • Nilai ditolak atau dikurangi
  • Skorsing atau pembatalan kelulusan

Baca juga:

Kesimpulan

Menghindari plagiarisme bukan soal teknis semata, tapi juga soal etika dan integritas ilmiah.
Dengan menyusun karya ilmiah secara jujur, kamu tidak hanya lulus—tapi juga tumbuh sebagai akademisi sejati.

FAQ: Cara Menghindari Plagiarisme

1. Apakah parafrase tetap perlu mencantumkan sumber?

Iya. Meskipun kamu sudah menulis ulang dengan kata sendiri, tetap wajib mencantumkan sumber aslinya untuk menghindari plagiarisme.

2. Boleh nggak sih pakai skripsi kakak tingkat sebagai referensi?

Boleh, tapi dengan syarat: dikutip dengan benar, tidak disalin mentah-mentah, dan dicantumkan di daftar pustaka.

3. Apakah kutipan dari internet dianggap plagiarisme?

Tidak, asalkan: kamu menyebutkan sumbernya secara lengkap dan tidak asal salin-tempel.

4. Berapa persen batas aman dari Turnitin?

Tergantung kebijakan kampus, tapi umumnya maksimal 20% similarity index (dengan catatan bukan karena kutipan langsung atau daftar pustaka).

5. Apakah saya harus mengecek plagiarisme sendiri sebelum mengumpulkan skripsi?

Sebaiknya iya. Gunakan alat deteksi seperti Turnitin, Grammarly, atau Plagscan agar lebih siap saat diperiksa dosen.

Tinggalkan komentar