Dalam perjalanan akademik, kita sering kali menemukan sumber daya berharga dalam bentuk tugas kuliah, makalah seminar, tesis, atau skripsi yang ditulis oleh mahasiswa lain. Pertanyaannya kemudian muncul: bolehkah kita mengutip langsung atau memparafrasekan dari karya-karya ini? Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak, melainkan melibatkan pertimbangan etika, ketersediaan sumber, dan kebijakan institusi.
Mengapa Skripsi atau Tugas Kuliah Menjadi Daya Tarik?
Skripsi dan tugas kuliah seringkali mengandung penelitian orisinal, analisis mendalam, atau data spesifik yang mungkin relevan dengan topik yang sedang kita garap.
Bagi sebagian peneliti, ini bisa menjadi ‘harta karun’ informasi yang belum dipublikasikan secara luas di jurnal ilmiah.
Selain itu, mereka sering kali merupakan hasil kerja keras dan pemikiran mendalam dari seorang individu di bawah bimbingan seorang ahli (dosen pembimbing).
Batasan Utama dalam Mengutip Karya Mahasiswa
Meskipun menarik, ada beberapa batasan penting yang perlu Anda pahami:
1. Status Publikasi dan Aksesibilitas
- Belum Dipublikasikan Secara Resmi: Umumnya, skripsi, tesis, dan tugas kuliah (kecuali yang diterbitkan dalam jurnal atau prosiding) dianggap sebagai literatur abu-abu (grey literature). Artinya, mereka belum melalui proses peer-review formal yang ketat seperti artikel jurnal. Proses peer-review adalah mekanisme penting untuk memastikan validitas, objektivitas, dan keandalan penelitian.
- Akses Terbatas: Banyak tugas kuliah atau skripsi hanya tersedia di perpustakaan universitas atau repositori internal yang tidak bisa diakses secara publik. Mengutip dari sumber yang tidak dapat diverifikasi oleh pembaca lain menjadi masalah dalam dunia akademik.
2. Kualitas dan Keandalan
Karena belum melalui peer-review yang ketat, ada kemungkinan variasi dalam kualitas dan keandalan skripsi atau tugas kuliah.
Meskipun banyak yang berkualitas tinggi, ada pula yang mungkin mengandung kesalahan metodologi, analisis yang kurang mendalam, atau interpretasi yang bias.
Mengutip dari sumber yang belum tervalidasi bisa berisiko bagi kredibilitas tulisan Anda.
3. Kebijakan Institusi dan Dosen Pembimbing
Beberapa universitas atau program studi mungkin memiliki kebijakan khusus mengenai kutipan dari karya mahasiswa internal.
Selalu periksa pedoman penulisan Anda. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu mendapatkan izin dari penulis asli atau dosen pembimbing jika Anda ingin mengutip secara ekstensif atau menggunakan data spesifik yang belum dipublikasikan.
Kapan Boleh dan Bagaimana Cara yang Tepat?
Meskipun ada batasan, dalam situasi tertentu, mengutip dari skripsi atau tugas kuliah dapat diterima, asalkan dilakukan dengan hati-hati dan benar:
1. Jika Skripsi/Tesis Tersedia di Repositori Publik Universitas
Banyak universitas kini memiliki repositori daring yang terbuka untuk umum (misalnya, di situs web perpustakaan mereka) di mana skripsi dan tesis dapat diakses.
Jika karya tersebut tersedia secara publik di repositori resmi, Anda dapat mengutipnya. Anggaplah itu mirip dengan buku yang dipublikasikan oleh universitas, meskipun dengan catatan statusnya sebagai “tesis yang tidak dipublikasikan” atau “disertasi.”
Cara Mengutip: Ikuti gaya sitasi yang berlaku (APA, MLA, Chicago, dll.). Umumnya, Anda akan mencantumkan penulis, tahun, judul karya, dan statusnya (misalnya, “Tesis master tidak dipublikasikan,” “Disertasi doktoral tidak dipublikasikan”), serta nama institusi.
Contoh (APA Style):
Andriani, S. (2023). Pengaruh Metode Pembelajaran Inovatif terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas [Skripsi tidak dipublikasikan]. Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Jika Anda Mendapatkan Izin dari Penulis Asli dan/atau Dosen Pembimbing
Jika Anda menemukan tugas kuliah atau skripsi yang sangat relevan dan tidak tersedia secara publik, Anda bisa menghubungi penulis aslinya (jika memungkinkan) atau dosen pembimbingnya untuk meminta izin mengutip.
Jika izin diberikan, pastikan untuk mencatatnya dan mengutipnya sebagai “komunikasi pribadi” atau dengan format yang disarankan oleh dosen pembimbing Anda.
3. Untuk Referensi Internal atau Diskusi Awal
Dalam konteks diskusi internal kelompok studi atau sebagai referensi awal untuk eksplorasi ide, melihat-lihat tugas kuliah atau skripsi lain sangat membantu. Namun, mengutipnya dalam publikasi resmi Anda memerlukan pertimbangan lebih lanjut.
Alternatif yang Lebih Baik
Sebaiknya, prioritaskan sumber-sumber yang telah melewati proses peer-review atau telah diterbitkan secara resmi:
- Artikel Jurnal Ilmiah: Ini adalah sumber paling kredibel.
- Buku Ilmiah dari Penerbit Reputabel: Buku yang ditulis oleh para ahli di bidangnya.
- Prosiding Konferensi: Jika relevan dengan bidang Anda.
- Laporan Penelitian dari Lembaga Resmi: Dari lembaga pemerintah, organisasi nirlaba terkemuka, atau pusat penelitian.
Kesimpulan
Mengutip dari tugas kuliah atau skripsi orang lain bisa dilakukan, tetapi dengan kehati-hatian dan pemahaman yang mendalam tentang implikasinya.
Prioritaskan integritas akademik dan keandalan sumber Anda. Selalu periksa ketersediaan publik, status peer-review, dan dapatkan izin jika diperlukan.
Jika ragu, selalu lebih aman untuk mencari sumber lain yang telah terpublikasi secara resmi dan terverifikasi. Kualitas sumber yang Anda gunakan akan mencerminkan kualitas dan kredibilitas penelitian Anda sendiri.
FAQ
1. Apakah saya boleh mengutip skripsi teman satu kampus?
Boleh, jika karya tersebut telah disahkan dan tersedia publik (misalnya di perpustakaan). Jika tidak, minta izin secara pribadi.
2. Apa yang terjadi jika saya tidak mencantumkan sumbernya?
Akan dianggap plagiarisme dan bisa berdampak serius, termasuk pembatalan karya ilmiah.
3. Apakah skripsi termasuk sumber ilmiah?
Ya, meskipun derajatnya di bawah jurnal atau buku akademik. Tetap bisa dijadikan referensi yang sah.
4. Berapa banyak kutipan dari skripsi orang lain yang boleh digunakan?
Tidak ada batas pasti, tapi sebaiknya tidak lebih dari 20% dari total kutipan agar tidak terlalu dominan.
