Yuk simak cara membuat rumusan masalah penelitian yang kuat dan logis berikut ini:
Cara Membuat Rumusan Masalah Penelitian yang Kuat dan Logis
Dalam setiap penelitian, baik skripsi, tesis, maupun karya ilmiah, rumusan masalah adalah elemen yang paling penting.
Banyak mahasiswa bisa menentukan topik dan variabel, tetapi kesulitan saat menulis rumusan masalah dengan tepat. Akibatnya, penelitian menjadi tidak fokus dan sulit dikembangkan ke tahap selanjutnya.
Lalu, bagaimana cara membuat rumusan masalah penelitian yang kuat, logis, dan mudah dipahami? Yuk, simak panduan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Rumusan Masalah Penelitian?
Rumusan masalah adalah bentuk pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan inti persoalan yang ingin diteliti dan dijawab melalui proses penelitian.
Rumusan masalah menjadi arah dan batas penelitian, sehingga peneliti tidak keluar dari jalur.
Secara sederhana, rumusan masalah berfungsi menjawab pertanyaan:
“Apa yang sebenarnya ingin saya cari tahu dalam penelitian ini?”
Fungsi Rumusan Masalah
Menulis rumusan masalah bukan sekadar formalitas. Fungsinya sangat penting, antara lain:
- Menentukan arah penelitian.
Tanpa rumusan masalah, penelitianmu akan seperti berjalan tanpa peta. - Menjadi dasar penentuan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian selalu diturunkan langsung dari rumusan masalah. - Mempermudah peneliti dalam mengolah data.
Karena kamu sudah tahu apa yang ingin dijawab. - Menunjukkan fokus dan batasan penelitian.
Sehingga penelitian tidak melebar ke hal-hal di luar konteks.
Ciri-Ciri Rumusan Masalah yang Baik
Rumusan masalah yang baik memiliki beberapa ciri berikut:
- Jelas dan spesifik (tidak mengandung makna ganda)
- Relevan dengan topik dan tujuan penelitian
- Dapat diuji secara empiris (bisa dijawab dengan data atau fakta)
- Mengandung unsur hubungan antar variabel
- Mengarah pada solusi atau penemuan ilmiah
Contoh:
Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar mahasiswa STAI Kuningan?
Rumusan tersebut sudah jelas karena:
- Mengandung dua variabel (media sosial dan motivasi belajar)
- Dapat diukur
- Memiliki arah hubungan yang bisa diuji
Jenis-Jenis Rumusan Masalah
Rumusan masalah bisa dibedakan menjadi tiga jenis utama tergantung pada pendekatan penelitian:
1. Rumusan Masalah Deskriptif
Digunakan untuk penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena.
Biasanya diawali dengan kata tanya apa, bagaimana, atau sejauh mana.
Contoh:
Bagaimana tingkat motivasi belajar mahasiswa selama pembelajaran daring?
2. Rumusan Masalah Komparatif
Digunakan untuk membandingkan dua atau lebih variabel, kelompok, atau kondisi.
Contoh:
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang menggunakan metode diskusi dan metode ceramah?
3. Rumusan Masalah Asosiatif
Digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.
Contoh:
Apakah terdapat pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar mahasiswa?
Langkah-Langkah Membuat Rumusan Masalah Penelitian
Berikut cara sistematis membuat rumusan masalah yang kuat dan logis:
1. Tentukan Topik Penelitian
Mulailah dari topik yang kamu minati dan relevan dengan bidang studi.
Misalnya: “Motivasi belajar mahasiswa dalam perkuliahan daring.”
2. Tentukan Permasalahan Umum
Dari topik tersebut, identifikasi masalah utama yang ingin kamu teliti.
Contoh:
Banyak mahasiswa mengalami penurunan motivasi belajar selama kuliah online.
Masalah umum ini nantinya menjadi dasar untuk merumuskan masalah yang lebih spesifik.
3. Telaah Penelitian Terdahulu
Cari jurnal-jurnal ilmiah yang relevan untuk mengetahui aspek apa saja yang sudah diteliti dan mana yang belum.
Dari sini kamu bisa melihat celah (gap) penelitian yang bisa dijadikan fokus.
4. Tentukan Variabel Penelitian
Variabel inilah yang akan menjadi dasar rumusan masalah.
Contoh:
- Variabel bebas: penggunaan media sosial
- Variabel terikat: motivasi belajar
5. Ubah Masalah Umum Menjadi Pertanyaan Penelitian
Gunakan rumus sederhana:
Apa hubungan antara variabel X dan variabel Y pada subjek tertentu?
Contoh:
Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar mahasiswa STAI Kuningan?
6. Pastikan Rumusan Masalah Logis dan Terukur
Sebelum final, uji apakah pertanyaanmu bisa dijawab dengan data empiris. Jika tidak bisa diukur, rumusan tersebut perlu diperjelas.
Contoh rumusan yang kurang tepat:
Mengapa mahasiswa sekarang lebih malas belajar?
Contoh rumusan yang tepat:
Bagaimana hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan motivasi belajar mahasiswa?
Contoh Rumusan Masalah Berdasarkan Jenis Penelitian
| Jenis Penelitian | Contoh Rumusan Masalah |
| Deskriptif | Bagaimana tingkat literasi digital mahasiswa STAI Kuningan pada tahun akademik 2025? |
| Komparatif | Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran daring? |
| Asosiatif | Apakah terdapat pengaruh gaya belajar dan disiplin terhadap prestasi belajar mahasiswa? |
| Kualitatif | Bagaimana pengalaman mahasiswa dalam menyesuaikan diri terhadap sistem perkuliahan daring? |
Kesalahan Umum dalam Membuat Rumusan Masalah
- Terlalu umum atau kabur.
Hindari pertanyaan seperti “Bagaimana pengaruh teknologi terhadap kehidupan?” - Tidak sesuai dengan tujuan penelitian.
Rumusan masalah harus bisa dijawab dengan tujuan yang jelas. - Mengandung opini atau asumsi pribadi.
Rumusan masalah harus objektif, bukan berdasarkan perasaan. - Tidak bisa diukur atau diuji.
Pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan data akan menyulitkan proses penelitian.
Tips Agar Rumusan Masalah Terlihat Kuat
- Gunakan kata tanya ilmiah seperti apa, bagaimana, sejauh mana, apakah terdapat hubungan/pengaruh
- Hindari pertanyaan yang terlalu luas
- Sesuaikan dengan variabel dan metode penelitian
- Pastikan setiap rumusan bisa dijawab dengan tujuan penelitian dan analisis data
Kesimpulan
Membuat rumusan masalah penelitian yang kuat dan logis membutuhkan pemahaman mendalam terhadap topik, variabel, dan arah penelitian. Kamu perlu memastikan bahwa setiap pertanyaan penelitian jelas, relevan, dan dapat dijawab dengan data yang valid.
Ingat, rumusan masalah yang baik akan mempermudah seluruh proses penelitian mulai dari penyusunan tujuan, metode, hingga analisis hasil.
