10 Langkah Mudah Cara Parafrase agar Terhindar dari Plagiarisme

Yuk, simak 10 langkah mudah berikut ini agar kamu bisa menulis ulang sumber ilmiah dengan baik, tetap orisinal, dan tentu saja terhindar dari plagiarisme.

Cara Parafrase agar Terhindar dari Plagiarisme

Parafrase adalah kemampuan penting yang harus dikuasai setiap mahasiswa, apalagi saat menulis skripsi, makalah, atau jurnal ilmiah. Sayangnya, banyak yang masih salah kaprah: menyamakan parafrase dengan ganti-ganti kata. Padahal, parafrase yang asal-asalan justru bisa terdeteksi sebagai plagiarisme.

Lalu bagaimana cara parafrase yang benar dan aman secara akademik? Simak pembahasannya berikut ini:

1. Baca dan Pahami Isi Asli Secara Menyeluruh

Sebelum menulis ulang, kamu wajib memahami benar inti dari teks aslinya. Jangan langsung ubah kalimat satu per satu. Pahami konteks, makna, dan tujuan penulis terlebih dahulu.

2. Tutup Buku atau Sumber Setelah Dibaca

Setelah paham, jauhkan teks sumber sejenak dan cobalah menuliskan kembali dengan bahasamu sendiri. Ini akan melatih kamu untuk tidak terpaku pada struktur asli kalimat.

3. Gunakan Sinonim dengan Hati-hati

Mengganti kata dengan sinonim memang bagian dari parafrase, tapi jangan asal tukar kata. Pastikan makna tetap utuh dan sesuai konteks akademik.

Contoh:
Teks asli: “Pendidikan karakter sangat penting dalam membentuk kepribadian anak.”
Parafrase: “Pembentukan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh proses pendidikan karakter.”

4. Ubah Susunan Kalimat Secara Aktif dan Kreatif

Jangan hanya mengganti kata. Ubah juga struktur kalimat, dari aktif ke pasif, dari definisi ke deskripsi, atau sebaliknya.

Contoh:
Asli: “Guru harus mengajarkan nilai moral sejak dini.”
Parafrase: “Penting bagi anak-anak untuk menerima pendidikan moral dari guru sejak usia dini.”

5. Gabungkan dari Beberapa Sumber (Jika Perlu)

Kamu boleh menggabungkan ide dari beberapa referensi yang sejalan, lalu menuliskannya dengan kalimat sendiri. Tapi tetap wajib cantumkan semua sumbernya.

6. Tulis Parafrase dengan Gaya Bahasa Akademikmu Sendiri

Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan karakter tulisanmu. Hindari gaya terlalu santai atau menjiplak gaya penulisan sumber.

7. Cantumkan Sumber Meskipun Sudah Diubah Bahasanya

Banyak yang mengira jika sudah parafrase, tidak perlu mencantumkan sumber. Ini keliru. Setiap parafrase tetap harus mencantumkan nama penulis dan tahun.

Contoh (APA Style):

Menurut Siregar (2022), pendidikan karakter memegang peran penting dalam perkembangan kepribadian anak.

8. Gunakan Aplikasi Bantu Parafrase (dengan bijak)

Kalau kamu masih ragu, gunakan alat bantu seperti:

  • Grammarly Paraphraser
  • Quillbot
  • Paraphraser.io

Namun, jangan 100% bergantung. Selalu revisi hasilnya agar sesuai dengan konteks dan gaya akademik.

9. Cek Plagiarisme Sebelum Dikirim

Gunakan Turnitin, Plagscan, atau Quetext untuk memastikan tulisanmu aman dari plagiarisme. Idealnya, similarity index di bawah 20% (tergantung kebijakan kampus).

10. Berlatih Secara Konsisten

Kemampuan parafrase tidak instan. Semakin sering kamu membaca jurnal, memahami teks, dan mencoba menulis ulang, kemampuanmu akan makin terasah. Jadikan ini sebagai skill menulis utama!

Kesimpulan

Parafrase yang benar bukan sekadar mengganti kata, tapi menyampaikan ulang makna dengan pemahaman dan bahasa sendiri. Dengan mengikuti 10 langkah di atas, kamu bisa menulis dengan lebih percaya diri, terhindar dari plagiarisme, dan menghasilkan karya ilmiah yang orisinal dan kredibel.

Baca juga:

FAQ

1. Apa itu parafrase?

Jawab: Parafrase adalah menulis ulang gagasan dari sumber lain dengan bahasa sendiri, tanpa mengubah makna aslinya.

2. Apakah parafrase tetap harus mencantumkan sumber?

Jawab: Ya, wajib. Meski sudah diubah dengan bahasa sendiri, tetap harus mencantumkan nama penulis dan tahun.

3. Apa bedanya parafrase dan plagiarisme?

Jawab: Parafrase yang benar mencantumkan sumber dan memakai kalimat sendiri. Plagiarisme terjadi jika kamu menyalin tanpa izin atau tanpa menyebutkan sumber.

4. Apakah mengganti kata dengan sinonim sudah cukup?

Jawab: Belum cukup. Kamu juga harus mengubah struktur kalimat dan menyampaikan ulang dengan pemahamanmu sendiri.

5. Apakah boleh menggabungkan beberapa sumber dalam satu parafrase?

Jawab: Boleh, asal tetap mencantumkan semua sumber yang digunakan.

6. Apa gaya kutipan terbaik untuk parafrase?

Jawab: Gunakan gaya kutipan sesuai panduan kampus, misalnya APA Style: (Nama, Tahun).

7. Apakah tools seperti Quillbot aman digunakan untuk parafrase?

Jawab: Boleh digunakan sebagai bantuan, tapi hasilnya tetap perlu direvisi agar sesuai konteks dan gaya akademik.

8. Apa ciri parafrase yang buruk?

Jawab: Mirip struktur aslinya, hanya ganti kata, atau tidak mencantumkan sumber.

9. Berapa persen similarity aman menurut Turnitin?

Jawab: Umumnya di bawah 20%, tergantung kebijakan kampus. Tapi utamakan kualitas parafrase, bukan hanya persentase.

10. Bagaimana cara melatih kemampuan parafrase?

Jawab: Dengan sering membaca referensi ilmiah, mencoba menulis ulang ide-idenya, dan membandingkan hasilnya dengan sumber asli.

Tinggalkan komentar